A) Solving Business Challenges at All Management Levels
B) Manufacturing, Production, and Transportation Management Systems
C) Sales and Marketing Systems
Sebelum majunya teknologi, pemasaran itu dilakukan secara tradisional seperti menebar jala di laut (berharap ada ikan yang nyangkut). Sekarang, dengan sistem informasi, pemasaran itu menjadi lebih canggih seperti menggunakan radar dalam mencari ikan. Perusahaan dapat memahami siapa pelanggannya, apa yang mereka sukai, dan kapan mereka siap membeli produknya. Sistem ini membantu perusahaan mengirimkan iklan yang tepat ke orang yang tepat (misalnya, tidak menawarkan sisir kepada orang yang botak). Sistem tersebut mendukung fungsi pemasaran melalui:
1. Data-driven Marketing: Mengambil keputusan berdasarkan data nyata (bukan tebakan), seperti push-through ads (Iklan yang menampilkan produk langsung tanpa adanya interaksi atau permintaan dari konsumen).
2. Salesforce Automation: SFA adalah sistem yang digunakan untuk mengelola dan mengotomatisasi tugas terkait penjualan. Tujuannya adalah untuk membantu tim penjualan melacak pelanggan dan prospek penjualan.
3. Pricing Analysis: Merupakan proses yang melibatkan perhitungan dan analisis yang cermat untuk menentukan harga yang tepat agar keuntungan (profit margin) yang didapatkan memaksimalkan.
D) Accounting, Finance, and Regulatory Systems
1. Compliance (Kepatuhan): Memastikan perusahaan mengikuti aturan hukum (seperti UU No. 40 Tahun 2007) untuk mengatur tentang pembentukan, pengelolaan, dan pembubaran suatu PT.
2. XBRL (Extensible Business Reporting Language): adalah standar yang dirancang untuk memfasilitasi pertukaran informasi bisnis dan keuangan secara elektronik. Dengan format terstruktur, XBRL mempermudah pemrosesan dan analisis data keuangan secara otomatis, mengurangi potensi kesalahan manusia.
3. Fraud Prevention: Mencegah pencurian internal dengan internal control dan segregation of duties (pemisahan tugas)
E) Human Resource Systems, Compliance, and Ethics
Sebelum majunya teknologi, HR (Huma Resource) berfokus pada kertas kerja seperti: formulir cuti, ganti alamat, slip gaji, dan sebagainya. Sekarang, dapat memanfaatkan sebuah sistem yang bernama HRIS (Human Resource Information Systems) yang berfungsi memindahkan sistem manual yang dikerjakan oleh HR sebelumnya ke cloud atau intranet (SaaS - Software as a Service), sehingga muncul istilah Self-Service (Layanan Mandiri).
- Self-Service (Layanan Mandiri): Karyawan sekarang bisa login sendiri untuk mengubah data pribadi, melihat slip gaji, atau memilih asuransi kesehatan tanpa perlu mengganggu pekerjaan HR.
- Dengan adanya Self-Service ini membuat tugas HR lebih berfokus pada hal yang lebih besar seperti: hukum, pengembangan bakat, dan perencanaan sukses (mencari calon pemimpin di masa depan).
Sebuah perusahaan tentunya diikat oleh banyaknya undang-undang yang ketat dan melanggar aturan bisa dianggap tindak pidana. Apabila ada tuntutan hukum, data dalam HRIS berfungsi untuk membuktikan bahwa dalam perusahaan telah bertindak adil dan sesuai prosedur dalam merekrut atau pun juga memberhentikan seseorang.
Karena HRIS juga menyimpan banyak informasi yang sensitif, hal ini tentunya dapat menjadi masalah etika apabila tidak digunakan dengan baik. Sebagai contoh privasi karyawan seperti data gaji, riwayat kesehatan, evaluasi kinerja, hingga masalah pribadi karyawan. Perusahaan wajib secara etis dan hukum melindungi data ini agar tidak bocor atau disalahgunakan.
Ataupun juga undang-undang tentang mewajibkan lingkungan kerja bebas narkoba. Perusahaan harus mampu menangani karyawan yang bermasalah (misalnya tes narkoba atau masalah alkoholisme) dengan cara yang sangat hati-hati agar tidak melanggar privasi atau memicu tuntutan pencemaran nama baik.

Komentar
Posting Komentar